MENUNGGU PAGI

Aku tak suka paksakan diri
Jika otakku tak mampu berpikir
Namun ku coba buatkan kata tanpa makna
Hingga aku bisa pahami dan mengerti
Disetiap hari ku tunggu pagi
Karena pagi adalah khayalanku
Khayalan yang mengasyikkan
Aku tau aku bukan hasratmu
Aku tau aku bukan birahimu
Karna aku bukanlah kamu
Tapi ini bukan mimpi
Semakin pagi semakin terlena dalam buaian
Hingga aku lupa
Hingga buyarkan semua keresahan
Darah membakar otakku
Sampai jantung berdetak cepat
Darah mengalir dari lorong sendi
Karena desahmu bangkitkan gairah ku
Hingga ku terbuai
Hingga ku terlena dalam khayalan
Hasrat itu terlalu kuat
Buahkan birahi dalam mimpi
Buahkan khayalan tuk bercinta
Semua tertumpah pada satu titik noda
Aku tak kuat
Semua membeku
Jadikan gumpalan yang tak terlepas
Anganku memelukmu
Khayalku menciummu
Dan khayalku merabamu
Aku dengar bisikan hembusan nafasmu
Yang hantarkanku ke gerbang kenikmatan
Hingga erat tanganku menggenggam
Bisu tanganku jadi saksi
Lembut suaramu mengantarkanku
Seperti api yang membakar salju
Seperti gunung yang hempaskan lahar
Hingga aku lemah terkujur kaku
Hilang risauku setelah itu
Dari pendengaran yang lembut
Dari hasrat yang menghantarkan syahwat
Karena nafasmu adalah nyanyianku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar